Strategi Bayangan: Xabi Alonso Menapak Jejak Mourinho di Real Madrid – Real Madrid, klub raksasa Spanyol yang selalu gates of olympus menjadi sorotan dunia, kini berada di bawah komando pelatih muda berbakat, Xabi Alonso. Mantan gelandang elegan yang pernah membela Los Blancos kini kembali ke Santiago Bernabéu dengan peran berbeda: sebagai arsitek taktik di pinggir lapangan. Menariknya, dalam beberapa laga penting, Alonso terlihat mengadopsi pendekatan yang sangat mirip dengan Jose Mourinho, pelatih legendaris yang pernah membawa Madrid ke masa kejayaan penuh intensitas dan kontroversi.
Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana Xabi Alonso meniru langkah-langkah taktis dan psikologis Mourinho, terutama menjelang laga krusial melawan Liverpool di Liga Champions. Dengan pendekatan SEO yang optimal, artikel ini menyajikan analisis taktik, konteks sejarah, dan dampak strategi tersebut terhadap performa Real Madrid musim 2025/2026.
Latar Belakang: Alonso dan Mourinho, Dua Era yang Berbeda
Xabi Alonso dan Jose Mourinho pernah bekerja sama di Real Madrid antara tahun 2010 hingga 2013. Alonso kala itu menjadi gelandang jangkar andalan Mourinho, berperan sebagai pengatur tempo dan pemutus serangan lawan. Kini, satu dekade kemudian, Alonso kembali ke Bernabéu sebagai pelatih, membawa filosofi yang terinspirasi dari berbagai pelatih top, termasuk Mourinho.
Meski Alonso dikenal sebagai pelatih yang mengusung permainan berbasis penguasaan bola dan struktur taktik modern, ia tidak ragu untuk mengadopsi pendekatan pragmatis Mourinho ketika menghadapi laga-laga berisiko tinggi.
Momen Kunci: Duel Melawan Liverpool di Anfield
Menjelang laga keempat fase grup Liga Champions melawan Liverpool di Anfield, Alonso membuat keputusan yang mengingatkan publik pada gaya Mourinho. Ia memilih untuk tidak melakukan sesi latihan terbuka di stadion lawan, sebuah langkah yang dulu sering dilakukan Mourinho untuk menjaga fokus dan menghindari gangguan media.
Selain itu, Alonso juga menyiapkan strategi bertahan yang rapat, dengan transisi cepat ke serangan balik—gaya khas Mourinho saat menghadapi tim-tim dengan penguasaan bola tinggi seperti Liverpool. Alonso menyatakan bahwa timnya harus “bermain cerdas, bukan hanya indah,” sebuah kutipan yang sangat resonan dengan filosofi Mourinho.
Strategi Taktik: Pendekatan Mourinho dalam Versi Alonso
Beberapa elemen taktik yang diadopsi Alonso dari Mourinho antara lain:
- Blok pertahanan rendah dengan pressing terstruktur, untuk mengurangi ruang gerak pemain kreatif lawan.
- Serangan balik cepat melalui sayap, memanfaatkan kecepatan Vinícius Júnior dan Rodrygo.
- Penggunaan gelandang bertahan ganda, seperti Aurélien Tchouaméni dan Eduardo Camavinga, untuk menutup celah di lini tengah.
- Manajemen waktu dan tempo permainan, termasuk memperlambat ritme saat unggul dan mempercepat transisi saat tertinggal.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa Alonso tidak hanya mengandalkan filosofi menyerang, tetapi juga memahami pentingnya fleksibilitas taktik dalam kompetisi elit seperti Liga Champions.
Reaksi Media dan Publik
Langkah Alonso ini langsung menjadi sorotan media Spanyol dan Inggris. Banyak yang menyebutnya sebagai “Mourinho muda” karena keberaniannya mengambil pendekatan defensif di laga besar. Sebagian fans Madrid menyambut baik strategi ini, mengingat Mourinho pernah sukses mengalahkan Barcelona dan Liverpool dengan pendekatan serupa.
Namun, ada pula kritik yang menyebut bahwa Alonso terlalu cepat meninggalkan filosofi menyerang yang ia bangun sejak di Bayer Leverkusen. Mereka khawatir bahwa pendekatan pragmatis bisa menghambat perkembangan pemain muda dan mengurangi daya tarik permainan Madrid.
Perbandingan Statistik: Alonso vs Mourinho
Untuk memahami sejauh mana Alonso meniru Mourinho, mari kita lihat perbandingan statistik dalam laga tandang Liga Champions:
| Pelatih | Rata-rata Penguasaan Bola | Gol per Laga | Kebobolan per Laga | Kemenangan Tandang |
|---|---|---|---|---|
| Jose Mourinho (2010–2013) | 48% | 2.1 | 1.0 | 65% |
| Xabi Alonso (2025) | 52% | 2.3 | 1.2 | 60% |
Meski Alonso masih mempertahankan penguasaan bola yang lebih tinggi, pendekatan defensifnya mulai terlihat dalam laga-laga tandang, terutama melawan tim besar.
Dampak Terhadap Pemain dan Tim
Strategi Alonso membawa dampak signifikan terhadap dinamika tim. Pemain seperti Dani Carvajal dan Nacho kembali mendapat peran penting sebagai bek yang disiplin dan berpengalaman. Di lini tengah, Toni Kroos dan Luka Modrić tetap menjadi pengatur tempo, namun dengan peran yang lebih defensif.
Pemain muda seperti Arda Güler dan Nico Paz harus bersabar menunggu kesempatan, karena Alonso lebih mengandalkan pengalaman dalam laga-laga besar. Hal ini mengingatkan pada era Mourinho, di mana pemain muda sering dipinggirkan demi stabilitas tim.



